Tangga Kehidupan
Dalam hidup, setiap hasil pasti melalui proses. Baik yang susah atau mudah, lancar atau beraral. Setiap individu pasti memiliki pandangan masing-masing terhadap proses yang dilalui. Setiap ujian dalam menuju keberhasilan tidak akan sama tesnya. Kadad kesukaran tergantung dari pola pikir manusia itu sendiri. Kesulitan yang dihadapi oleh A belum tentu sulit untuk B begitu pun sebaliknya. Maka dari itu, selalu diingingatkan untuk mensyukuri hidup sendiri. Karena sulit mudahnya tidak ada parameter bakunya, kembali ke perasaan relatif yang dimiliki manusia.
Setiap hal baik maupun buruk pasti telah melalui proses panjang sehinggal hal tersebut dapat berakhir menjadi baik, buruk atau sia-sia. Proses itulah yang kadang disebut tangga.
Tangga itu pun tidak melulu membawa keatas tapi ada juga yang kebawah. Seperti permainan ular tangga. Kadang proses itu membawa kita ke anak tangga teratas dan jauh meninggalkan yang lain tapi, bila tidak hati-hati anak tangga tersebut dapat membuat kita kehilangan kendali dan terjerembab ke dasar.
Tentu setiap proses tidaklah mudah untuk dijalani. Penuh tantangan dan usaha untuk melewatinya. Hasil akhirnya meningkatkan kapasitas diri atau menjerumuskan, balik lagi ke individu masing-masing. Setiap anak tangga yang dilalui pasti ada hikmah atau cerita. Tinggal kita sebagai manusia bersabar dan persisten bagaimana harus sampai puncak. Jangan berhenti ditengah jalan, karena hasil dari usaha yang sudah dijalani tak pernah tahu apa sudah didepan mata atau masih harus terus berusaha. Jangan sampai ketika hasil akan berbuah tapi angkat tangan tanda menyerah sudah dilakukan.
Persisten adalah kata yang harus terus ditanamkan dalam pikiran bagi manusia yang ingin sampai di puncak tujuan. Apa tujuan hidup soal dunia saja? Tidak. Tujuan akhir setelah hidup tentu kematian. Karena kematian adalah sebenar-benarnya keabadian itu sendiri. Maka kejarlah akhirat maka dunia kan kau dapat, kejar dunia akhirat kau lupa, dunia belum tentu dalam genggaman.
Komentar
Posting Komentar